Jumat, 02 Agustus 2013

21 Tips Untuk Berpose di depan Kamera



21 Tips Untuk Berpose di depan Kamera

Berikut adalah editan dari artikel yang menuntun kita untuk berpose sederhana bila akan difoto. Artikel ini diambil dari web Digital Photography School. Sepertinya sangat recommended, he..he..
Artikel ini hanya menampilkan pose-pose untuk pria saja. Untuk pose wanita/ anak-anak bisa dilihat pada link di bawah artikel ini. Silakan dipraktekan.
  1. Pose sangat sederhana.  Memfoto tubuh bagian atas dengan tangan yang saling bersedekap/ menyilang. 2 hal yang harus Anda perhatikan adalah : bahu harus ditarik sedikit ke belakang, dan kencangkan otot perut Anda.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects01.png
  1. Tangan menyilang juga sangat bagus untuk foto jenis full-body. Tetapi jangan lupa untuk menyilangkan salah satu kaki di depan kaki lainnya. Tetapi pastikan agar berat tubuh tidak berada di tengah jarak kedua kaki, karena hal ini menyebabkan pose terlihat sangat aneh.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects02.png
  2. Banyak di antara laki-laki kebingungan untuk meletakkan tangannya. Solusi ini sebenarnya sangat sedehana. Ada 4 hal yang perlu diingat : #1. Lepas di samping tubuh. #2. Di pinggul. #3. Masuk ke dalam saku celana.#4. Kedua tangan disilangkan di dada. Dan di samping itu tangan harus selalu santai, yang berarti tidak ada tekanan otot, kecuali kalau ingin berpose seperti binaragawan.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects03.png
  1. Pose saat berdiri tegak. Laki-laki memang memiliki masalah dalam menempatkan tangan mereka di dalam saku, apakah masuk seluruhnya atau hanya sebagian. Yang penting Anda harus mengetahui sendiri mana diantara keduanya yang memperlihatkan Anda terlihat lebih santai. Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects04.png
  1. Pose dengan sedikit variasi dari pose sebelumnya. Memegang beberapa pakian/jaket di atas bahu, hanya ibu jari yang dimasukkan dalam saku, dan kaki disilangkan, it’s work!!Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects05.png
  1. Untuk pose duduk agar terlihat santai dan natural, taruhlah pergelangan kaki di salah satu lutut. Ambil foto dari angle agak sedikit dari atas.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects06.png
  1. Bersandar pada dinding adalah variasi lain dari pose tegak.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects07.png
  2. Sandarkan tubuh di dinding sangat bagus untuk foto casual dan formal.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects08.png
  3. Sangat mudah untuk berpose formal. Peganglah gadget/barang (laptop, buku, dll) di samping dengan santai. Pose ini dapat menunjukkan aktifitas harian dari si model.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects09.png
  4. Bertentangan dengan kebiasaan umum, sangat lah tidak masalah untuk berpose duduk sebagian di atas kursi. Letakkan kedua tangan di pertengahan paha, dan jangan lupa untuk senantiasa santai/relax. Pose ini memiliki kesan formal.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects10.png
  5. Pose sederhana saat duduk di depan meja.  Untuk menimbulkan image pekerjaan sujek (model) letakkan barang/ gadget ( laptop, buku, dll) di meja.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects11.png
  6. Fariasi pose dari pose sebelumnya.  Sangat tepat untuk potret formal.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects12.png
  7. Untuk menunjukkan lingkungan kerja dapat mengambil gambar dari belakang  dengan latar belakang adalah meja kerja.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects13.png
  8. Pose dengan menyilangkan tangan dimana tubuh ditopang oleh tangan. Sekali lagi, Anda dapat meletakkan barang/ gadget di meja untuk dapat memberikan kesan lingkungan kerja.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects14.png
  9. Menggunakan sebuah kursi sebagai properti dapat membuat foto potrait lebih menarik. Pose sangat bagus untuk seorang pekerja profesional saat di lingkungan kerja mereka.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects15.png
  10. Duduk dengan nyaman dikursi biasanya bagus untuk foto potrait perusahaan yang formal.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects16.png
  11. Pose sedang duduk di taman memeberi kesan natural. Cobalah dengan berbagai macam angel (sudut) dan arah .Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects17.png
  12. Variasi lain dari pose duduk di taman. Sangat cocok untuk pemotretan di luar ruang.Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects18.png

  1. Pose santai yang mudah saat dudukDescription: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects19.png
  2. Pose informal. Anda duduk santai di lantai/ tanah/ taman dengan  bersandar pada sebuah objekDescription: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects20.png
  3. Terakhir, pose close up. Jangan pernah takut untuk memotong bagian wajah model (kepala bagian atas).Description: http://digital-photography-school.com/wp-content/uploads/2012/04/posing-men-subjects21.png
Pose-pose tambahan lainnya :
 

referensi :
http://digital-photography-school.com/21-sample-poses-to-get-you-started-with-photographing-men
http://digital-photography-school.com/21-sample-poses-photographing-female-models

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN



PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
1.      Stoner (1996;161),
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan perkejaan dari anggota kelompok.
Sumber:
Harbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, Alfa-Beta, 2010, h. 3.

2.      Menurut Robbins (2006;432),
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.
Sumber:
Harbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, Alfa-Beta, 2010, h. 4.
3.      Menurut Gibson (1997;5),
Kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mepengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan.
Sumber:
Harbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, Alfa-Beta, 2010, h. 5.
Kesimpulan:
Kepemimpinan adalah suatu usaha atau proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas dengan menggunakan suatu gaya yang berkaitan dengan perkejaan dari anggota kelompok secara tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan/sasaran.
(Ramli, 2011210040, Ilmu Administrasi Negara, FISIP; Lab. Otoda, Univ. Tribhuwana Tunggadewi, Malang, 2013).

PRINSIP GOOD GOVERNANCE



PRINSIP GOOD GOVERNANCE
1)      Menurut Tjokroamidjojo
Ada 5 prinsip utama good governance adalah :
1.      Akuntabilitas (Accountability),
2.      Transparansi (Transparency),
3.      Keterbukaan (Openness),
4.      Aturan Hukum (Row of Low),
5.      Jaminan Perlakuan yang adil/perlakuan kesetaraan (Fairness, a level playing field).
Sumber:
Dr. Kridawati Sadhana, M.S, Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik, CV. Citrab Malang, 2010, Malang, h.277-278.
2)      Menurut David Osborne dan Ted Gaelbler
Ada 10 prinsip , yaitu sebagai berikut:
1.      Pemerintahan Katalis (Catalytic Government),
2.      Pemerintahan Milik Rakyat (Community-Owned Government),
3.      Pemerintahan yang kompetitip (Competitive Government),
4.      Pemerintahan yang di gerakan oleh misi (Mission-Driven Government),
5.      Pemerintahan yang beroleh hasil (Result Oriented Government),
6.      Pemerintahan berorientasi pelanggan (Costomer-driver Government),
7.      Pemerintahan Wirausaha (Enterprising Government),
8.      Pemerintah Antisipatif ( Anticipatory Government),
9.      Pemeritahan Desentralisasi (Decentralized Government),
10.  Pemerintah Berorientasi Pasar (Market Oriented Government).
Sumber:
Dr. Kridawati Sadhana, M.S, Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik, CV. Citrab Malang, 2010, Malang, h.279-281.